Jumat, 13 Mei 2011

Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi

Sistem
Menurut Gerald (dalam Agungsr, 2011) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem adalah kumpulan komponen/variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, dan terintegrasi (Sukamto, 2011). Sistem memiliki karakteristik (Agungsr, 2011):
1.      Memiliki komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2.      Batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3.      Lingkungan luar sistem (environment)
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
4.      Penghubung sistem (interface)
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
5.      Masukan sistem (input)
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6.      Keluaran sistem (Output)
Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.
7.      Pengolah sistem (Process)
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
8.      Sasaran sistem
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi sesuatu yang berguna (Sukamto, 2011). Sementara menurut Agungsr (2011), informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
Berdasarkan pengertian dari informasi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat digambarkan bahwa informasi adalah sebagai berikut:
Kualitas Informasi (Agungsr, 2011) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus :
1.      Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
2.      Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
3.      Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.


Sistem Informasi
Lucas (dalam Ridwaniskandar, 2011) mengatakan bahwa sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi. Sedangkan menurut Notohadiprawiryo (2006), sistem informasi merupakan suatu pengumpulan data yang terorganisasi beserta tata cara penggunaannya yang mencakup lebih jauh daripada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tata cara penggunaannya.
Sistem kerja yang dimiliki proses bisnis untuk menangani, membawa, menyimpan, mengambil, memanipulasi, dan menampilkan informasi yang juga mendukung sistem kerja lainnya (Sukamto, 2011).
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang meliputi pengumpulan, penyimpanan dan pengambilan kembali, informasi yang dapat dijadikan untuk mendukung suatu pengambilan keputusan.
Tujuan Sistem Informasi (Ridwaniskandar, 2011):
1.      Menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen.
2.      Membantu petugas didalam melaksanakan operasi perusahaan dari hari ke hari.
3.      Menyediakan informasi yang layak untuk pemakai pihak luar perusahaan.
Sementara menurut Smith (dalam Notohadiprawiryo, 2006) mengatakan bahwa fungsi suatu sistem informasi adalah meningkatkan kesanggupan seorang pengguna membuat keputusan dalam penelitian, perencana, dan pengelolaan.
Saat ini hampir semua sistem informasi merupakan sistem informasi berbasis komputer atau lebih dikenal dengan CBIS (Computer Based Information Sistem).
Berbasis Komputer
Sistem Informasi “berbasis komputer” mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Secara teori, penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.
Sistem Informasi Psikologi
Dari penjelasan mengenai pengertian dari sistem dan informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan.
Salah satu contoh dari sistem informasi psikologi yang berbasis komputer adalah situs theinkblot.com.
Didalam situs ini, terdapat penyajian tes Rorschach secara online.
Tes Rorschach
            Tes Rorschach atau bercak tinta adalah salah satu sarana proyeksi yang dapat digunakan untuk mengungkap kepribadian. Hermann Rorschach dalam psychodiagnostik tersebut menulis bahwa dia telah menyeleksi satu seri bercak tinta yang terdiri dari 10 kartu dari beribu-ribu kartu yang telah dicobakan.

Karakteristik Kartu Tes Rorschach
1.      Kartu I
Dalam kartu I, terdapat bercak besar yang berwarna hitam keabu-abuan dengan empat lubang putih yang menyolok di tengah. Di tengahnya ada beberapa bercak kecil yang berwarna hitam. Bercak yang besar itu dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu bagian sebelah kanan, bagian tengah dan bagian sebelah kiri.
2.      Kartu II
Kartu II ini adalah kartu pertama yang mempunyai warna selain warna hitam dan putih, meskipun hanya merah saja. Dalam kartu II, terdiri dari dua bagian hitam keabu-abuan di kedua sisi, tiga bagian merah di atas dan di bawah, serta bagian putih di tengah.
3.      Kartu III
Kartu ini terdiri dari dua bagian berwarna hitam keabu-abuan yang terpisah dan dihubungkan oleh warna abu-abu muda. Di antara kedua bagian itu terdapat bercak merah yang cukup jelas. Dibandingkan dengan kartu I dan II, kartu III ini tampak terpisah-pisah secara jelas dan lebih sugestif, sehingga lebih mudah untuk memberikan respon. Oleh karena itu kartu ini sering disebut sebagai “kartu penolong” (recovered card). Terutama untuk subjek yang mengalami kesulitan dengan kartu I.
4.      Kartu IV
Bercak tinta pada kartu ini menimbulkan kesan besar, berat, utuh dan masif. Berwarna hitam dengan shading yang kuat dan tak jelas bentuknya, sehingga sering membingungkan subjek. Karena bentuknya yang besar dan kuat, kadang-kadang juga menakutkan dan ada unsur berkuasa, namun ada juga unsur sebagai tempat bergantung, maka kartu ini disebut dengan father card.
5.      Kartu V
Bentuk bercak dalam kartu ini sangat jelas dan hampir semua berwarna hitam pekat, shading tidak kuat, warnanya hitam merata. Kebanyakan subjek akan mudah sekali memberikan respon, terutama bagi yang mengalami kesulitan memberikan respon pada kartu sebelumnya. Oleh karena itu kartu ini disebut juga sebagai “kartu penolong” (recoverd card) seperti kartu III. Bagi subjek yang mengalami kesulitan memberikan jawaban, kemungkinan dia terganggu dengan warna hitam yang pekat itu; keadaan ini disebut sebagai black shock.
6.      Kartu VI
Kartu ini disebut sebagai sex card, karena bagian atas sering dipersepsikan sebagai alat kelamin pria dan di bagian bawah seperti alat kelamin wanita, juga bagian-bagian lain yang sangat memungkinkan menimbulkan kesan hal-hal yang berhubungan dengan sex, dengan kata lain banyak fasilitas sexual dalam kartu ini. Mungkin organ sex atau aktivitas atau hal-hal lain yang berhubungan dengan sexual. Kualitas shading kartu ini sangat jelas, sehingga jawaban yang mengandung shading banyak muncul.
7.      Kartu VII
Bercak pada kartu VII ini mempunyai kesan ringan dan lembut. Warna abu-abu muda dengan sedikit bagian agak gelap dibagian tengah bawah. Bagian tengah bawah agak gelap kadang direspon  sebagai organ sex wanita. Karena banyak berkaitan dengan kewanitaan dan kelembutan, maka kartu ini disebut sebagai mother card.
8.      Kartu VIII
Kartu ini adalah kartu pertama yang seluruhnya berwarna, warnanya tidak hanya merah saja seperti pada kartu II dan III, tetapi juga ada warna-warna yang lain. Bentuknya agak kecil dan menyatu dengan beberapa bagian yang jelas dan terpisah: bagian atas berwarna abu-abu kehijau-hijauan, bagian tengah berwarna biru, bagian bawah berwarna merah muda dan oranye dan bagian sanping kiri dan kanan berwarna merah muda.
9.      Kartu IX
Bercak pada kartu ini menimbulkan kesan besar dibandingkan dengan becak pada kartu VIII maupun kartu-kartu yang lain, tetapi bentuk atau strukturnya tidak jelas, sehingga sulit untuk dibedakan bagian-bagiannya. Warna-warnanya saling bertumpang tindih atau tercampur dan struktur bercak yang tidak jelas membuat beberapa subjek mengalami kesulitan untuk memberikan jawaban secara keseluruhan atau memilih bagian-bagian tertentu. Hanya orang yang mempunyai tingkat intelektual yang cukup tinggi atau di atas rata-rata saja yang mampu memberikan jawaban dengan baik (jawaban berkualitas baik). Oleh karena itu kartu ini disebut intellectual blocking card.
10.  Kartu X
Warna-warna tersebar secara terpisah, sehingga sulit bagi subjek untuk melihat bercak sebagai suatu yang utuh. Kalau subjek mempunyai kemampuan mengorganisasikan bercak dengan baik, respon yang sering muncul adalah palet seorang pelukis atau pemandangan bawah laut. Tetapi pada umumnya subjek memberikan jawaban secara terpisah-pisah.
Langkah-Langkah dalam Menggunakan Tes Rorschach Online
-          Pertama, buka situs www.theinkblot.com
-          Kemudian klik Begin Test
-          Setelah itu akan muncul gambar atau kartu ke-1
-          Setelah gambar pertama muncul, subjek diminta untuk memperhatikan gambar tersebut. Kemudian subjek diminta untuk memilih dan memberikan tanda (ΓΌ) pada pernyataan yang ada dibawah gambar, kemudian klik continue.
-          Kemudian akan muncul gambar atau kartu ke-2
-          Setelah itu, subjek diminta untuk memperhatikan gambar tersebut. Kemudian subjek diminta untuk memilih dan memberikan tanda (ΓΌ) pada pernyataan yang ada dibawah gambar, kemudian klik continue.
-          Lakukan langkah-langkah tersebut hingga kartu ke-10
-          Setelah subjek menjawab kartu ke-10, kemudian klik continue.
-          Setelah itu, akan muncul hasil dari jawaban subjek.
Perbedaan Dari Situs Ini Dengan Penyajian Tes Secara Manual
1.      Kartu tidak memiliki warna selain warna hitam. Hal ini berbeda dengan penyajian kartu yang dilakukan secara manual.
2.      Kartu tidak memiliki gradasi warna (shading). Hal ini berbeda dengan penyajian kartu yang dilakukan secara manual.
3.      Ada beberapa bentuk gambar yang berbeda dengan penyajian kartu yang dilakukan secara manual.






DAFTAR PUSTAKA

Notohadiprawiryo, Y. (2006). Sistem informasi: Pengertian dan kepentingannya. Seminar Nasional Plantagama, 1-7.
Pengertian sistem informasi. (2011). http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/52-pengertian-sistem-informasi.pdf. Diakses tanggal 13 Maret 2011.
Putra, B. A., Priyanto, H., & Oktodeli, D. (2010). Perancangan sistem informasi jurnal ilmiah dengan pencarian berbasis bahasa alami. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 107-112.
Sistem informasi. (2011).  http://agungsr.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3412/Konsep+SI.pdf. Diakses tanggal 9 May 2011.
Subandi, M.A., Ratna Wulan. (2001). Tes Rorschach Administrasi dan Skoring. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Sukamto,R. A. (2011). Konsep sistem informasi. http://www.gangsir.com/download/Minggu1-Pendahuluan.pdf. Diakses tanggal 9 May 2011.